Cerita seks Terbaru Ngesek di Pagi Hari

 


Cerita Dewasa Terbaru Ngesek di Pagi Hari - Udah lama juga nih ga menyajikan cerita dewasa buat anda semua penggemar gituan maka pagi ini akan di post kan lagi cerita dewasa terbaru yang mungkin kamu belum baca dan pastinya suka bukan cuman itu cerita sex pun juga ada di blog ini semoga menyenangkan ya membaca koleksinya disini 

Nama saya Andi, seorang karyawan di sebuah bank terkemuka di indonesia .Saya akan menceritakan kisah saya yang terjadi pada saat saya masih 3 SMU. pada saat tinggi saya 175 cm berat 55 Kg. dan saya berotot pada saat itu karena sering angkat barbel yang 3 kiloan dan sit-up setelah bangun tidur setiap hari. ya cukup menarik perempuan saat itu sehingga saya dapat seorang wanita cantik di SMU. Tetapi saya tidak akan menceritakan saya tidur dengan pacar saya karena saya tidak pernah ngesex denganya dan tentu saja cerita hubungan pacar atau pasutri itu tidak menarik. Saya akan menceritakan tidur dengan pembantu saya, Paini, Seorang wanita desa yang Ndeso dan lugu. Dia hanya lulusan SD dan pengetahuan sexnya sangat rendah. Masa artinya perawan saja tidak tahu, dia mengira perawan itu susunya kencang dan pantatnya kencang, dan yang tidak perawan itu susuny6a kendor dan pantatnya gantung. masih ada aja yang percaya begituan di era globalisasi. Umurnya masih 19 tahun, masa keemasan. Tingginya hanya 160-an cm dan beratnya sekitar 45 kg. Kulitnya putih dan halus seperti wanita jawa lainya. wajahnya pun bisa dibilang lumayankarena putih mulus tak berjerwat. Toketnya ukuran jumbonya itu membuat pria didesanya sering menggodanya. sayapun tertarik dengan ukuran besarnya. ukuran yang bisa dibilang kebesaran, 36B, itu adalah nomor yang saya dapatkan ketika mengobok-obok lemarinya ketika dia ke pasar. BH murahan itu kadang saya cium dan hisap aromanya. oh wanginya BH ini dan kadang-kadang saya juga mencium CD nya dan sesekali menumpahkan mani saya di celananya yang kemudian langsung saya bersihkan agar tidak ketahuan. dan kalau anda melihatnya naik sepeda ontelnya dan melewati jalan berbatu atau polisi tidur, toketnya goyang dengan indah. pria mana yang tidak ngaceng melihat pemandangan ini. dan apabila mandi, saya sering melihatanya dengan one way mirror yang saya taruh di kmar mandinya. melihat dia dengan rambut basah atau penuh busa serta melihat dia menyabuni payudaranya dan vaginanya yang dipenuhi bulu tipis yang dicukur membuat saya berfantasi tidur denganya. sesekali saya juga melihat dia menykur jembutnya atau mencukur bulu kakinya di kamar mandi juga membuat junior saya tegang. atau melihatnya menyuci mobil, oh alangkah seksinya dia ketika saya melihatnya dengan baju yang ngeplat BH dan putingnya karena basah dan tentunya saya lanjutkan dengan choli atau ngocok. Tidur denganya?, tidak saya tidak berani karena takut hamil. tetapi karena saya perkembangan teknologi yang memungkinkan tidak bisa hamil maka niat saya tidur denganya hidup lagi. Suatu hari, Orang tuaku beserta adikku pergi ke luar kota untuk mengahadiri resepsi pernikahan. Sedangkan saya tidak ikut karena saya ada ulangan di sekolah. tetapi ibu saya ingin saya ikut dengan minta ujian susulan. tapi saya menolak dengan pelbagai alasan karena kalau ujian susulan nggak bisa nyontek. akhirnya ortuku beserta adikku meninggalkanku. Kemudian saya belajar(lebih tepatnya membuat contekan buat besok) dan langsung tidur. kemudian saya menegrjakan ulangan dengan contekan dan setelah pulang sekolah saya langsung pulang ke rumah. setelah iu saya main PS2 sampai malam bersama teman saya dan setelah selesai teman saya langsung pulang. tidak terasa sudah malam. saya meminta Paini untuk masak. "Paini...Paini..." saya teriak memanggil paini. mungin karena terlalu keras dia lari terbirit-birit dari ruang tv ke hadapan saya. pada saat lari. susunya bergoyang kemana-mana di balik baju kekecilanya otomatis membuat saya ngaceng. kemian saya langsung mengambil koran dan menutup penis saya dibalik celana pendek yang saya pakai. "paini, sudah masak nasi belum?" "waduh saya lupa" "masak nasi tuh kan lama, bisa setengah jam, gimana sih kamu?" "Maaf mas andi, saya lupa" "makanya dikurangin nonton sinetronya" "sekali lagi maaf mas..." "ya udah, gapapa kok, lauknya apa" "terserah mas" "kalo gitu, nugget aja yang di kulkas" "oke mas" "kalau gitu saya mandi dulu, nanti kalo udah selesai saya dipanggil ya" "nggih mas" itu adalah percakapan pendek saya dengan paini. kemudian saya mandi denganbersih dan menggunakan baju sepak bola dan celana pendek. "mas, makananya sudah selesai", itu suara paini memanggil saya. kemudian saya langsung makan. "mbak makannya sudah selesai" suaraku dengan lantang. kemudian dia datang dan membersihkan meja dan menyuci piring dan saya ke ruang keluarga dan sekilas melihat tv yang sudah hidup yang ditonton oleh nya. ternyata sebuah sinetron, ah,mengapa orang suka menonton junk ini. kemudian saya gonta ganti channel, ternyata semuanya sinetron karena lagi "prime timenya" "mas, kok diganti sih?" katanya yang saya tidak ketahui sudah duduk dibawah "mbak masih nonton yang tadi?, itu kan jelek" "bagus lo mas, itu episode terakhir lo mas" "plis mas" kata itu diulang berkali kali "ya udah deh" kemudian saya mengembalikan ke channel semula dan saya mengambil majalah olahraga karena saya anti-sinetron. dan kami sering bincang-bincang ringan. ya seputar kehidupan saya di sekolah dan cerita dia. kemudian beberapa menik kemudian sinetron itu di ending dan sepasang manusia berciuman yang tentunya disensor seperti hanya keliatan punggungya. "yah, kok cuma punggungnya sih?" "namanya juga di indonesia, nggak boleh diliatin" "iya mas, sinetron lain juga begitu" kemudian saya melenceng dari topik "emang mbak nggak tau ciuman" "nggak pernah mas, takut hamil" "duh ini orang goblog banget ciuman kok hamil" kataku dalam hati "mbak, ciuman itu nggak bikin hamil" "emang mas pernah nyium mbak dina ya?" pertanyaanya malah balik ke saya. dina adalah pacarsaya "nggak pernah, dina kan solehah", kataku. pacarku memang solehah, sayapun kalau berpacaran selalu disuruh membawa adikku. pas nembak diapun setengah mati, dia setuju, tetapi kedua orang tua juga harus setuju. itu permintaan. tapi saking cintanya. maka saya menurutinya. "Ooooo" katanya "masak mbak nggak pernah?" "betulan nih nggak pernah sama mas jay". jay adalah mantan pacarnya di desa. saya mendapatkan informasi ini dari mengorek HPnya "nggak, saya cuma dicium pipi sama mas jay" "oooo, mbak pijatin dong" kemudian saya telungkup di sofa dan paini memijat saya. "paini, kamu kok nggak punya pacar sih" "nggak tau mas" "loh, kok nggak tau sih" "iya nih" "padahal kamu itu cantik", rayuan gombalku keluar "ah mas bisa aja" "kok kamu putus sih sama mas jay" "dulu mas jay ngajak begituan, tapi saya malu kemudian kami putut" "loh kok malu" "mmmm", dia bergumam "jawab dong" "saya malu buka baju" "loh kok buka baju takut?, mbak ini aneh" "mmmm" dia bergumam lagi, lama sekali "mbak, jawab dong, budek ya" "mmmm" "oi jawab dong", kataku kesal "anu mas, saya mau jawab tapi jangan bilang sapa-sapa ya", ucapanya lirih "oke deh" "janji ya mas" "IYA!", ucapan saya dengan nada menekan "saya malu dengan susu saya" ucapan ini membuat saya ngaceng plus rangsangan darinya merijat pada dalamku. otomatis penis saya tertekan "aduh" "kenapa mas?" saya bingung haru menjawab apa "di situ sakitnya, dipijitnya disitu terus aja" berarti aku menambah kesakitan penisku kemudian saya melanjutkan pembicaraan yang tadi terputus "kenapa?" "kata teman saya, kegedean, terus saya juga risih kalau naik sepeda sering diliat orang mas, aku isin mas" "kataku payudaramu bagus kok" "ah mas ini bisa aja. coba ada opersi negecilin susu" "ada tapi harganya selangit, kamu kuat?, nanti operasi di luar negeri" "saya nggak kuat mas kalo segitu" "bagus kok susumu paini, wanita2 itu pada ingin dibesarin kok kamu dikecilin" kataku memuji "terus susu kamu bikin tambah kamu jadi sexy loo", kataku memuji lagi "ah mas ini", mukanya merah tersipu malu-malu "terus muka kamu kan cantik", pujianku menjadi-jadi "tapi kan aku tetep gadis desa mas, kampungan, ndeso", katanya merendahkan diri "kamu bisa kok jadi gadis kota, gadis yang ada di sinetron-sinetron itu" "ah yang bener mas, gimana caranya?", katanya "ya dari baju sikap dll" "baju, kayak gimana mas?" "kalo ini kamu harus percaya diri, kamu pake tanktop atau rok mini" "malu mas" "udah, kamu coba dulu, saya beliin deh" "duh, nggak enak mas" "udah, gak papa kok" kemudian dia ke kamarnya dan mengambil uang "nggak papa nih mas, masak saya nyuruh majikan beliin baju" "oh nggak papa kok, ini kan demi kamu juga, lagipula saya juga ingin keluar" "makasih ya mas, jadi nggak enak nih" "udah tenang saja kok" kemudian saya keluar dengan naik sepeda motor saya dan pergi ke toko pakaian yang terkemuka. mumpung lagi sale. saya memilih tang top pink, rok jeans mini dan sebuah G-string. tapi masalahnya saya risih membawa pakaian perempuan. apalagi membawa g-string. oleh karena itu, saya mencuri pakaian daripada diketawain sama kasirnya. saya memasukan barang tsb di balik jaket saya yang seharusnya tadi dititipkan penitipan barang, tapi, karena orangnya nggak ada, saya nyelonong aja. dengan perasaan santai saya keluar dan langsung mengendarai motor ke rumah "kemudian agar keliatan beli, saya diam-diam ke dapur dan mengambil kantong kresek yang ada logo sebuah toko baju "ini paini bajunya" "waduh, makasih banget mas, saya harus ganti brapa?" "nggak usah ganti, gratis kok" tetapi wajh senang itu 360 derajat menjadi malu setelah melihat pakaian yang ada di dalam kantong tersebut" "mas, nggak salah nih?" "betul kok, kamu pasti seksi dan cantik pake itu" "kamu mandi dulu, terus baru pake itu, biar tambah cantik" "tapi mas, nanti paha sama belahan susu saya kelihatan lo mas" "nggak papa kok, kan susu kamu gede terus kulit kamukan putih jadi cantik kok" "tapi kan saya jadi malu" "tenang, kan cuma ada saya dan kamu doang, jadi nggak usah malu" "iya deh mas, tapi cuma semalam saja ya" "iya, tapi nanti kamu jangan pake beha" "loh mas, kok nggak pake beha?" "kamu tahu nggak kalo pake beha bisa bikin kanker payudara nanti matinya cepat kayak artis yang diinfotaiment itu", kataku menakutinya "saya jadi takut mas" "makanya kamu nggak usah pake beha aja terus, buang aja behamu, terus kamu pake CD yang saya beliin," "iya mas" "Sabunanya yang banyak ya" kemudian saya menunggu beberapa menit dan akhirnya keluar juga. waduh, cantik bener, terlihat paini dengan tanktop V-neck sehinggaputingnya ngeplat dan belahan dadanya yang besar serta terlihat kakinya dan pahanya mulus yang ingin aku raba-raba. betul-betul membuat saya ngaceng sampai sakit yang kemudian menyembul dibalik celanaku, dengan cepat aku duduk dan langsung mengambil bantal yang kemudian saya taruh diatas paha "gimana mas andi" katanya berusaha menutupi bagian dadanya "waduh paini kamu seksi dan cantik banget" "makasih mas andi" "mas jay pasti nyesel mutusin kamu kalo liat kamu kayak begini" "ah mas andi bisa aja deh" "kamu itu aslinya cantik dan seksi lo paini" "mas tapi ada yang nyelip" "nyelip?" "iya mas" "apaan?" Dengan malu dia berkata" anu mas, kolor tali yang mas beliin" "oh nggak papa kok, ayo duduk disofa" kemudian dia duduk di hadapan saya "gimana, enak nggak?" "nggak enak mas, yang bawah nyelip, terus yang atas ngetat mas, nggak pake beha lagi mas, puting saya kelihatan ya mas?,saya malu sekali mas, ternyata jadi gadis kota itu susah" "puting kamu keliatan bikin kamu jadi tambah seksi kamu kayak di film-film lo, kamu jadi model aja paini" "ah, mas ini bisa aja, nanti kalau paini jadi model, nanti yang ngurus mas siapa?" "udah paini, nggak usah ditutup-tutupin susumu, santai aja, kan yang liat cuma aku, kalo kamu kecilin susumu, mungkin kamu nggak jadi seksi lagi lo" "tenang, cuma saya dan aku, aku nggak gigit kok, aku jaga rahasia kita berdua" "hihihi" akhirnya senyumnya mengembang juga "mas, aku boleh salin ndak?" "jangan ganti, nanti saya ajarin biar tambah seksi dan naughty" "mas andi, kok kayak lagunya tata yang" "nanti biar kamu seksi kaya tata young" kemudian saya memutar VCD tata young, kemudian lagu sexy, naughty & bitchy keluar keluarlah keluar tata young yang seksi itu "tata young aja berani diliatin didunia malah, kok kamu dihadapan saya aja kok malu" "tata young kan cantik, kalo saya apanya cantik" "udah, sekarang kamu menutup mata, bayangkan kamu tata young" "iya mas" kemudian dia meniru gerakan tata young sambil nyanyi, meskipun englishnya kagok, tapi gerakanya sangat sensual. kedua tanganya meraba pahanya, pyudaranya dan tentu saja membuat saya ngaceng. setelah bernyanyi, Paini menjadi percaya diri, dia tidak menutupi tubuhnya lagi. tanpa saya sadari, rupanya dia terangsang, terlihat dari putingnya sudah berkembang. Saya menganggap ini kesempatan emas untuk ML denganya "mbak, kalo udah nyanyi ayo duduk disini" "iya mas" paini langsung duduk di sampingku "mbak haus kan, saya juga haus" "kok tau sih mas andi ini, saya ambil jus jeruk di kulkas ya" "udah, bia saya yang ambil, mbak kan capek abis joget" kemudian saya langsung mengambil jus jeruk dikulkas dan mengambil gelas di dapur. Kemudian diam-diam saya mengambil obat perangsang milik kedua orang tua saya di kotak obat. kemudian saya menelan 2 obat perangsang sekaligus dan 1 obat saya tumbuk menjadi bubuk dan saya masukan ke dalam jeruknya. kemudian saya langsung ke ruang keluarga, saya pun juga ngaceng terus, dan tidak saya tutupi yang mungkin bisa menambah rangsangan dia juga "ini mbak jus jeruknya" "slruupp" jus jeruk itu langsung diminum sampai habis kemudian efek obat itu bekerja. terlihat paini mengipas-ipas tubuhnya dan puting susunya membengkak kemudian kami mulai ngobrol lagi "mbak, masa sama mas jay cuman cium pipi?" "iya, mas" "mbak, pengin tau nggak rasanya mulut mbak dicium? kayak disinetron?" "mau, kayaknya enak" "kalo saya ajarin cium mulut orang mau nggak?" "saya takut mas" "katanya tadi mau, kok sekarang takut sih?" "mmmm" dia bergumam lagi "udah, gini aja, kamu saya cium, kalo nggak enak nggak usah dilanjutin" kemudian saya suruh menutup mata, kemuadian saya mendekatkan bibir saya dan kami saling berciuman sekitar 10 detik "gimana mbak, enak?" "enak ya mas" "ini ada satu ciuman lagi tapi kamu harus juga aktif, nanti lidah kamu ke lidahmu dan lidahku ke lidahkmu kemudian kepalaku sedikit di miringkan dan kami melakukan french kiss cukup lama sekali. kemudian bibirku berpindah kekupingnya dan kucium kupingnya dan aku julurkan lidahku ke lubang telinganya "uhh.. geli mas" kemudian saya cium lehernya yang wangi "enak mas enak lagi mas ohh.." dan kuberikan tanda merah di lehernya. kemudian saya turunkan tali tank topnya "jangan mas, malu" tetapi kuteruskan saja dan kemudian saya melihat kedua bukit kembar yang yang putingnya sudah menonjol keras, kemudian saya remas-remas kedua bukitnya "mas, pelan saja" kemudian kuturunkan temponya dan ku cubit-cubit kecil payudaranya . setelah itu saya pilin-pilin putingnya. dia mendesah menggelinjang "ohh...ahh... geli mas" sungguh indah pemandangan ini. kemudian saya emut-emut payudaranya kananya dia teriak-teriak "ohh yea yess ahhh" dan tanganya meremas payudara kiri. setelah beberapa menit saya pindah dan beberapa menit kemudian saya menjulurkan lidah saya ke pusarnya yang bersih itu dan kedua tangan saya aktif meremas kedua payudaranya. posisi ini susah karena perut paini bergoyang terus saking nikmat yang kuberikan untuknya. kemudian kedua tangan saya turun ke roknya dan pelorotkan roknya."mas jangan mas ahh jangan mas malu ohh" pada saat ini masih sempet-sempetnya dia untuk bilang tidak. kemudian munculah G-string biru muda, warna kesukaanku kemudian kuraba, rupanya sudah basah. kemudian aku raba bibir vaginaya yang sudah merah merekah."ahh enak" kemudian aku pelorotkan juga g stringnya sehingga sudah terlihat paini si toket gede bugil denganpayudata yang mingkin sudah bertambah bear 25% dengan puting mengeras dan vagina basah yang sudah merekah siap untuk ditidur kemudian saya menyuruh paini untuk membuka bajuku. setelah itu dia memelorotkan celanaku sehinnga terlihatlah CD ku yang menyembul. kemudian saya berkata "paini, kamu sudah siap ntuk melihat penis saya sayang?", "sudah siap mas" kemudian dia melorot kan celanaku dan "toing" penis ku menyembul keluar, penis dengan jembut keriting dan penis kokoh sekitar 18 cm dengan diameter 3 cm. "emut donk say..." "diemut?!" "iya diemut, dijilat" "nggak brani ya say?" "iya mas..." rupanya dia rada ngeri dengan penisku, kemudian saya kk dapur dan mengambil susu kental manis dan mengambil ceres. kemudian saya oleskan susu kental manis coklat itu sampai memenuhi penis ku dan dan kuberi ceres warna-warni di penisku "biar mbak nggak takut, ini saya beri coklat bia enak oralnya, emut sam pai habis" "iya mas" "jangan lupa, jangan sampe burung mas kena gigi, nanti lecet" kemudian dia mulai menjilat penis saya, awalnya menjilat tapi kelama-lamaan mengemut "ah enak sekali paini terus ahh yess" yang lama kelamaan sampai mulutnya penuh dan saya menjambak rambutnya. hisapanya seperti orang yang sudah sering nyepong. dia menjalankan perintah. beberapa menit kemudian "croot-croot" saya melepaskan mani saya pertama dimulutnya. anehnya penis saya tidak mengkerut, mungkin ini efek dari obat tersebut."mas kok buang pejunya di mulut mabak sih?", "kamu tau nggak mani itu mempunyai protein yang banyak?,telan aja" kemudian dia menurut dan cairan putih kental itu dia telan sampai habis, kemudian giliran saya menjilat vaginanya. kuraba vaginanya dan kucari clitorisnya. dia mendesah "ahh enak mass lanjut mass" dan kemudian keluar juga dan kubersihkan dari mulutku dan sekarang mungkin saatnya penis saya menerobos vaginanya. "mbak, mungkin ini rada sakit, tapi setelah itu nikmatnya keluar", dan saya sudah bersiap memasukanya. kemudian tangan saya dipegang, "mas, nanti kalo hamil gimana mas?","kalo kamu hamil aku tanggung jawab". kemudian sayaberusaha memasukan penis perlahan-lahan rupanya ketika kepala penisku pengenai dinding vaginanya, "uhh, perih mas" kemudian saya memasukan penis 1 cm dan keluar lagi, kemudian saya masukan penis 2 cm dan keluar lagi dan terus-terus menerus danakhirnya aku merasakan ada dinding "duh mas perih sekali, "udah kamu siap-siap ya say". kemudian saya menekan dengan keras "Aaaaa..." paini teriak dengan keras. kemudian aku mulai gerakan maju-mundur dengan posisi missionaris dan sesekali saya minta agar penis saya dijepit diantapa penisnya. "ah-ah-ah-ah" muka kesakitan paini berubah menjadi muka penuh kenikamatan "oh oh oh lebih cepat mas" kemudian saya mempercepat gerakan penis saya "nikmat mas terus mas uhhh ahhh yes yess" desahan paini yang membuatku bersemangat. setelah itu kami berganti posisi favorit (katanya) doggy style. saya menyuruh marni membentuk seperti ****** dan kemudian saya mulai menyodok vagina paini. "ah ah mas terus mas ah ah" sedankan saya memukul pantanya sampai merah dan setelah itu saya jambak rambutnya seperti cowgirl . tetapi rasa sakit itu sepertinya ditutupi oleh sodokan maut penis ku. dan beberapa menit kemudian paini "mass mau pipis ahh","udah keluarin aja". dan kemudian dia menegluarkan cairan kental dan beberapa menit kemudian "croot...croot..." saya juga mengeluarkan cairan hangat yang kental di vaginanya. setelah itu kami french kiss dan tidur bersama di kamar tidur ortuku sambil bugil. kemudian tidak terasa sudah pagi rupanya. paini masih teridu pulas dan saya membanguninya. "Mbak, bangun mbak udah jam 9 pagi mbak" kemudian dia bangun dengan tubuh lemas " loh, kok sudah jam 9 pagi" "laper mbak" "mas andi mau makan apa" "roti selai aja deh, gimana mbak permainan semalam?, enak nggak?" "enak banget mas, besok-besok lagi ya mas" "iya" "mas, tapi nanti kalo aku hamil gimana mas" "udah tenang aja, nanti beli pil anti hamil aja" "mas nakal deh" katanya mencubit putingku "kamu nakal juga deh" kemudian aku mencubit payudaranya "kamu jangan pake baju dulu yach" pintaku "iya, tapi mas juga" kemudian paini pergi ke dapur dan aku pergi ke kamarku untuk mengambil CD BF pinjeman temanku untuk memberikan pendidikan macam posisi ngeseks. kemudian terdengar suara dari dapur "mas andi, selainya rasa apa?, stroberi,coklat,nanas apa kacang?" kemudian muncul lagi pikiran ngeresku untuk menidurinya "bawa aja semua selainya. sekalian bawa ceres sama madu sayank" "buat apa?" "liat aja nanti deh" kemudian kami berkumpul lagi di ruang keluarga. saya menyetel film biru kualitas DVD. terlihat dari kover disknya dengan judul hardcore xxx yang kata teman saya katanya ngeseks di bermacam posisi dan di berbagai tempat seperti di kantor,rumah sakit, hutan, lapangan, air terjun dll dan orangya bermacam seperti chinesse,arabian,india dan lokal ,dll. sedangkan paini sudah menaruh roti dan barang yang saya inginkan. kemudian kami menonton film tersebut bersama paini sabil makan roti. wah rupanya film ini berdurasi 45 menit. Ternyata benar kata sohibku ini film ini memberi pengetahuan posisi macam-macam dan tempat settingannya keren. baru menonton adegan buka baju penis saya bengkak lagi. sedangakan paini masih santai-santai saja. para model yang digunakan betul-betul pro dan cakep-cakep dan cantik-cantik. dan saya paling suka melihat salah satu adegan 1 tante-tante girang yang luar biasa cantiknya serta tubuh yang sangat sempurna dientot 3 orang. saya juga suka melihat orang india yang mukanya seperti aiswarya rai yang toketnya ukuran jumbo, saya taksir 39c ditiduri oleh pria india perkasa. dan kemudian film itu selesai "mas andi, minta jatah lagi dong, saya melihat paini yang waow payudaranya betul-betul membengkak, tidak seperti kemarin. putingnya pun lebih besar. kemudian saya menumpahkan semua sirup dan selai saya oleskan ke tubuh saya dan tidak lupa untuk memberikan ceres ke tubuh saya kemudian saya menyuruh membersihkan tubuhku dengan lidah. kemudian dia menjilat tubuhku dengan ganas dan terakhir mengemut penis saya. mungkin karena kelewat nafsu yang membara. Paini menngemut dengan sangat pintar dan kemampuan sedotanya kayak mesin pompa betul betul enak sekali tidak kaya kemarin. sedotanya mungkin bisa membuat penis saya panjang,"uh-ah alamak enaknya terus ah sedot trus yess ahhh uhhh" desahanku sambil menjambak rambutnya" beberapa meni kemudian saya menumpahkan mani di mulutnya dan dia langsung mengemutnya, tapi kali ini penis saya mengekrut. "loh mas, kok ini mengkerut sih nggak kayak kemarin?" "kan ini nggak pake obat sayang kayak kemarin" "kalo ukuranya segini gimana masukinya dong?" "semua laki-laki tuh kayak gini kalo abis keluarin peju, kamu harus bikin saya rangsangan biar ngaceng lagi" "rangsangan apaan?" "pokoknya sesuatu yang bikin aku ngaceng seperti menari bugil atau laninya" oh kamu tiru ini aja, lebih gila juga boleh" sebetulnya penis saya dipijit-pijit juga udah ngaceng tapiu saya mencari cara untuk mengulur waktu kemudian aku ke kamarku mengambil DVD porno lagi yang ceritanya seorang wanita super eksibisionis membuat pria horny. kemudian aku menyetelnya untuk paini. sedangkan aku kamar tidur untuk merenggangkan otot. setelah selesai saya melihat paini masih menonton film itu dan beberapa menit kemudian film itu selesai. kemudian paini menggunakan bajunya lagi. "loh kok pake baju lagi",tanyaku. "buat pertunjukan, nanti juga copot lagi". dia menyuruhku untuk duduk di sofa agar saya bisa menikmatinya. rupanya dia ingin meniru yang ada di film barusan. setelah selesai pakai baju dia bilang action maka akting nya di mulai. Dia berjalan berjalan seperti peragawati dan matanya selalu menlirik padaku dengan kedipan nakal. kemudian dia stop di depanku. kemudian dia jong kok dengan paha terbukan lebar memamerkan vaginaya karena tidak menggunakan kolornya kehadapanku kemudian berdiri lagi. kemudian dia mengambil botol air mineral dan menumpahkan di rambut bajunya seperti tidak sengaja. kemudian terlihatlah kedua putingnya yang menambah keseksianya. kemudian dia kelihatan seperti megusap bajunya. yang kemudian kedua tangan itu mengusap dadanya yang basah karena air itu. kemudian dia dia seperti ketagihan mengusap payudaranya dan memegang pyudaranya. Spontan burungku sudah berdiri tapi belum maksima. kemudian dia memilin-milin putingnya yang rupanya terangsang sendiri. dia memuntir muntir putingnya dan tentu desahanya "ah-uh ohhh" yang membuat saya horny maksimal. kemudian setelah memuntir dia kemudian dia duduk berhadapan di kursi. dia terlihat membuka pahanya yang spontan sudah membuat jatah. tapi rupanya belum berakhir. paini kemudian mengusap-usap pahanya dan mulai meraba-raba bibir vaginanya. kemudian diamulai memasukan 3 jari sekaligus ke dalam vaginanya. kemudian dia mulai mengocok jarinya di vaginaya. pertunjukan panas ini sangat mendebarkan yang dimana ini kejadian "live show" yang sangat panas. eranganya ketikan memaskuan jarinya "ah-uh ahhh" membuat pria manapun ngaceng. kemudian setelah berselang berapa menit, paini meng akhiri mastur basinya. cairan kental sudah ada di jarinya. kemudian saya tepuk tangan dan sebuat ciuman jdat. "Wah rupanya paini pinta berakting" "ah bisa aja mas andi, saya kan cuma meniru yang ada di tv" "karena kamu berhasil membuat saya ngaceng ayo kita bertanding" "paini, boleh nggak saya anal sex?" "Anal sex, apaan tuh?" "Anu,ngesex tapi di pantatmu" "MMMM" paini "plis, munkin rada perih, tapi saya ingin coba" "boleh mas" kemudian paini telungkup dan saya beri bantal di pantanya serta penis saya sudah pas ke panatatnya "saya masukin ya, sakitnya ditahan ya" kemudian saya memasukan penis saya, setiap saya masukin, paini mendesis kesakita. saya suruh untuk masturbasi. kemuadian saya menaikan temponya. ternyata benar. dijepit pantan itu enak rupanya. "ahh....uhh...." semakin lama semakin cepat "ahh...uhhh..." eranaganku. "ahh nikmat sekali dijepit pantatmu paini !". dan beberapa menit kemudian saya menghentikan aksi ini. saya kasihan paini merasa kesakitan. kemudian saya suruh untuk berbalik badan. rupanya dia sudah berlinagan air mata. kemudian saya mengecup matanya. "sudah paini" "loh mas kok nggak sampai puncak" "saya kasihan sama kamu paini" "ah nggak papa kok mas sapai selesai, yang penting mas andi senang" "udah nggak saya terusin analnya, sekarang gini aja, kamu diata saya dibawah, kamu pasti senang" kemudian kita bertanding dengan posisi woman on top atau wanita diatas. dengan posisi ini saya melihat wajah paini berubah 360 derajat. "ahhhh...uhhhh....."desahan ini selalu keluat apabila paini memasukan penisku. semakin lama desahanya semakin jadi "wow, yess ah yess", semakin lama temponya semakin cepat. dan akhirnya "mas, paini mau keluar" "mas andi juga keluar, kita keluar sama-sama yuk" "kita hitung ya 3..." "dua..." "satu..." "croot" akhirnya kami langsudn lemas bersama "ayo paini, kita bikin penutupan" "iya mas" "sekarang kamu pijit-pijit penis saya biar berdiri lagi" kemudian paini memijit batang kemluanku dan akhirnya ngaceng lagi" "sekarang kita bertanding di kamar mandi sambil mandi biar bersih" "mau di kamar mandi, di dapur siapa takut!" saya heran dengan ini cewek kok nggak capek ngesex ya, mungkin gara-gara pengalaman pertama) kemudian saya gotong dia ke kamar mandi dan saya setel air hangat kemudian kami saling menyabuni dan membilas satu dengan lainya. setelah itu kami sikat gigi dengan cara unik. saya sikat gigi dengan odol yang banyak sekali. kemudian saya sikat sehinngga busanya bertumpahan. kemudian busa itu saya tranfer lewat french kiss yang lama dan saya begitu juga kumur kumur tapi airnya air bersih maksudnya air yang dari keran saya masukan ke mulut saya langsung saya beri ke paini jadi tidak saya gunakan kumur dahulu. setealah itu kita ngesex posisi standing yaitu paini saya senderkan di tembok kemudian kinya ditekuk ke atas dan saya menembus vaginanya. rupanya posisi ini membuat saya menguras banyak energi dan bikin capek tetapi tertutupi oleh kenikmatan duniawi dan setelah beberapa menit saya menegeluarkan mani terakhir saya di vaginanya dan kami saling mengeringkan badan dan memakai baju kembali dan setelah ini paini merapihkan rumah. Sejak peristiwa ini kami sering melakukan hubungan sumai istri apabila dirumah hanya kami berdua. dan karena sex ini mendongkrak nilai raport saya lebih bagus. dan kalau ulangan nilai saya menjadi lebih bagus dan tanpa menyontek. bahakan nilai UAN saya 100 besar sejawa timur bahkan saya bisa masuk universitas terkemuka di bandung. meskipun jauh dengan kampung halaman sesekali kami masih berhubungan badan apabila saya pulang kampung. dan apabila saya dibandung, saya selalu menyuruh paini untuk merawat payudaranya dan meminum jamu perapet vaginanya. tetapi sayang, ketika saya sudah semester II, dia mengundurkan diri dengan alasan ingin menikah. Tapi rupanya dia ke surabaya kata ibunya. kata ibunya juga dia mengubah nama menjadi Aini, mungkin ingin menghilangkan image kedesaannya. kata ibunya dia kesana menjadi perawat katanya tetapi saya kurang percaya keran dia tidak bersekolah keperawatan. entah tidak tahu kenapa dia ke surabaya mungkin mendapatkan pekerjaan baru disana apa jual diri di lokalisasi Dolly. selamat tinggal paini si toket gede. sumber :indohoi Gimana seru bukan makanya di baca dunk....
Read More..

Diposkan oleh Naruto
Label: Cerita Dewasa


Cerita Dewasa Buat Mbak Mbak Yang Belum Pernah Baca
05:56 
Write comment

Hahahahahah ini ngawur banget ya masak judulnya kayak gitu ya pengen aja bikin judul aneh dan unik jadi ngambil judul cerita dewasa seperti itu ya maap tapi ga boong koq ceritanya ada bukan cuman isinya jadi kamu masih bisa membaca cerita dewasa di bawah ini silahakan deh janganlupa untuk cuci tangan dan kaki sebelum bubuk ya


Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa. Namun secara psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku dilanda senewen. 

Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu. 

Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami. 

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter. 

Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya maupun kualitasnya. 

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada. 

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku. 

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual. Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari. 

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng. 

"Ohh.. Sshh..." suara desisan isteriku berulang-ulang. 

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali. 

"Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..". 

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu. 

"Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh.." 

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri. 

"Ahh..." 

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan). Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu. 

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan. 

"Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..". 

Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu. 

"Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh.." 

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging. 

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku. 

"Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa.." 

Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat. 

"Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh.." 

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri. 

"Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh.." 
"Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu.." 
"Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh" 

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku. 

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah. 

"Sudah sering kejadianya Mbok?" tanyaku. Dia mengangguk. 
"Maafkan isteriku yah" 

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya. 

"Ayo ke kamarmu Mbok." 

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain. 

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya. 

"Ehhmm.. Eehhf.." 

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya. 

"Ehh.. Ehhshs.." 

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya. 

"Ehhss.. Ehhss.. Oohh..." tergolek kanan kiri kepalanya. 

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan lidahku. 

"Oohh.. Paakk.. Oohh.." 

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya. 

"Esshh.. Ehhss.. Oohh..." desahnya berulang-ulang. 

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul 

Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya. 

"Oohh.. Paakk.. Ohh.." 

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini. 

"Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass.." 

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku terus menyodokinya. 

"Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh." 

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu. 

"Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs..." begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak. 

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku. 

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu. 

**** 

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri. 

Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu. 

Read More..

Diposkan oleh Naruto
Label: Cerita Dewasa


Cerita Dewasa Di Pagi Hari
12:17 
Write comment

Menikmati suasana pagi hari buat kamu semua yang belum bisa tidur karena ga ada kerjaan mending mencari kesibukan yang bisa membuat kamu bisa beraktifitas salah satunya menyalakan komputer atau laptop kamu dan juga mengkoneksikan dengan internet browsing gitu mencari bacaan atau informasi yang mungkin bisa kamu gunakan atau buat mengisi waktu luang saja dan ini salah satu bacaan buat kamu semua yang merasa dewasa yaitu cerita dewasa di pagi hari karena cerita ini di postkan di pagi hari makanya judulnya seperti itu langsung deh ini dia cerita dewasa nya silahkan di baca


Ayu adalah adik dari kakaknya, kakak dari adiknya dan anak dari ibu bapaknya, sekaligus anak baru di sekolah ini. Ayu memiliki paras muka yang sangat cantik, periang, ramah, baik hati dan murah senyum di mata gue. Kadang-kadang ayu juga senyum-senyum di kelas kalo lagi sendirian, hal ini membuat hati gue meresa terketuk untuk menjadi seorang pahlawan yang selalu siap menemani ayu di kelas ini. Dan gak jarang gue merasakan ada keanehan yang terjadi dengan tingkah laku ayu. Apakah ayu senyum karena mikirin gue? apakah ayu jatuh cinta sama gue?, secara gue adalah pria yang tampan di kelas itu. “Oke GR gue kumat”. Gue adalah anak dari bapak dan mak gue, sekaligus seorang cowok yang baik hati, suka menolong dan rajin menabung. Oke, ini gak penting banget untuk di bahas. Lanjut cerita.. mungkin gue telah menjadi temen pertama bagi ayu di sekolah ini, yah.. gue telah berhasil menjadi orang yang pertama mengenal ayu di sekolah ini. *Dan menjadi orang ganteng pertama di mata ayu. WAKTU ITU ….Ayu tampak kebingungan di lapangan basket, tepatnya di depan kelas gue dan ayu, gue berpikir sepertinya ayu tersesat di lapangan basket saat itu dan sudah pastinya ayu membutuhkan pertolongan dari seorang superMEN untuk menolongnya. Dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa superMEN itu adalah gue. dari kejadian yang gak banget inilah kedekatan gue dan ayu bermulai dengan begitu indahnya. (ada ya, orang sesat di lapangan basket? ada juga di hutan Dan) Gue emang mempunyai bakat untuk menjadi tim SAR karena gue suka menolong orang lain. gue juga bisa menjadi tim SAR untuk menolong cewek-cewek baru di sekolah ini, terutama cewek yang baru pindah sekolah, yang baru putus dari cowoknya, atau baru gila. Gue gak bisa bohongi segala rasa yang ada di dalam hati gue, gue adalah superMEN pertama yang menjadi korban jatuh cinta pada pandangan pertama. Oh tuhan.. inikah yang dinamakan dengan cinta pada pandangan pertama? Oh BATMAN, jebakan apa yang telah kau perbuat? Begitu hati gue berasa cenat-cenut tiap ada ayu, kenapa peluhku menetes setiap ada ayu, kenapa gue salah tingkah saat ada ayu. .. ah, kenapa superMEN nyanyiin lagunya smash ya *Jedotin kepala di tembok. Saat itu kita lagi berduaan di kantin sudut sekolah, tepatnya deket toilet. kita berdua ngobrol panjang lebar, dan luas banget, kira-kira seluas perasaan gue terhadap ayu saat itu. Ayu juga banyak cerita ke gue kenapa dia harus pindah dari sekolah lamanya dan bisa bertemu makhluk asing yang ganteng seperti gue di sekolahnya yang baru ini. *gue yakin mata ayu katarak, dia bilang gue makhluk ganteng? lala..laaaalaa Cinta itu bebas, siapapun bisa mencintai cinta… Setelah diselidiki tim Densus 89, ternyata mata ayu baik-baik saja, haja saja ayu masih trauma dengan kejadian di sekolah lamanya. Di sekolah ayu yang lamanya, ayu pernah bermasalah dengan wali kelasnya. Ibu Lily, ibu lily adalah gue muda yang berbakat di sekolah itu, ah dengan ibu lily inilah ayu bermasalah. ayu pernah mencolok mata wali kelasnya tersebut “ibu lily” menggunakan pena tinta secara tidak sengaja, karena saat itu ayu sedang emosi berat sama ibu lily, karena ibu lily ketahuan jalan sama gebetan ayu waktu itu dan parahnya lagi ibu lily dan gebetan ayu tersebut udah jadian seminggu yang lalu. *pikirkan sendiri, apa yang akan terjadi setelah itu… Rasa terharu gue mulai muncul di sela-sela ayu bercerita panjang lebarnya tentang masa lalu ayu yang suram, dan gue selalu siap menjadi pahlawan kesiangan bagi orang-orang cantik yang bernasib sama seperti ayu. Gue merelakan sejenak ayu berbaring di pundak gue, dan gak lupa gue menyubangkan tangan gue untuk menghapus air matanya yang terus menetes. Entah apa yang ada di otak gue saat itu, gue juga menempelkan wajah gue di atas wajah ayu, mata ayu mulai terpejam, dan bibir kami berdua juga mulai menempel dengan sendirinya *pikirkan sendiri, apa yang akan terjadi setelah itu.. (gue kasih bocoran ya, setelah itu gue mendadak serangan jantung dan pingsan di pelukannya ayu -__-”…) Keesokan harinya gue bertemu lagi dengan ayu di kantin, hari ini ayu terlihat lebih cantik dari hari-hari biasanya.. Oh tuhan,….gue mengucek-ngucekkan mata gue dengan menggunakan saos secukupnya di kantin itu. gue merasa semakin jatuh hati kepada ayu, ayu memang telah membuat mata gue segar kembali, walaupun telah menghabiskan 1 botol saos tadinya. Gue suka banget menatap mata ayu, entah kenapa kedua bola mata itu selalu membuat jantung gue terasa berdetak lebih kencang, darah gue seakan mengalir lebih deras, dan seluruh tubuh gue kejang-kejang. Gue juga gak tau apa yang terjadi di kantin itu, sebenarnya gue jatuh cinta atau lagi terserang virus H1N1 sih?. Mata ayu juga mampu membuat gue betah berlama-lama menatapnya, ingin pula rasanya gue mengulang kejadian beberapa hari yang lalu saat kita berdua di kantin ini. Setelah gue perhatikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata ayu ini juga mempunyai senyum yang lumanyan manis di mata gue. Udah gak aneh kalo senyum ayu yang manis itu mengundang para cowok di sekitarnya merasa terbang melayang-layang di udara dan jatuh lagi ke lantai dengan posisi kepala mendarat lebih awal. Gue tau bahwa virus-virus cinta juga telah menyebar di mata temen-temen gue yang lainnya dalam kelas ini, temen-temen gue juga mulai banyak yang suka dengan ayu dan ini pertanda buruk bagi gue. (Lagi) Lagi-lagi darah gue terasa mengalir sangat cepat dari ujung kepala, membelok di lengan kiri dan mengalir deras menuju selangkangan dan alhamdulillah berakhir di toilet. *yah saat itu diare gue kumat lagi. Gak terasa sudah 5 bulan gue deket dengan ayu, pergi sekolah bareng, pulangnya pun kita selalu barengan, tapi gue masih belom bisa mengungkapkan semua perasaan yang gue pendam selama ini pada ayu. karena gue tau ayu masih belum bisa melupakan mantan gebetannya tersebut. Kita bagaikan pinang dibelah dua, kita mempunyai kesukaan yang sama dan hobi yang sama loh, diantaranya : 1. Ayu suka banget dengan nasi goreng, iya gue juga suka. 2. Ayu rajin bikin PR dirumah, iya gue juga rajin bikin PR tapi di rumah ayu. 3. Ayu hobinya membaca novel, iya lagi-lagi gue juga suka baca novel 4. Ayu suka dengan cowok ganteng dan romantis , Iya.. gue juga suka. *Eh,..berarti gue homo dong? Gak-gak yang terakhir cancel aja.. coretandaney.blogspot.com
Read More..

Diposkan oleh Naruto
Label: Cerita Dewasa


Cerita Sex Ah Yess
20:04 
Write comment

Cerita Sex Ah Yess mungkin bs dibilang agak ngawur atau mungkin sudah ada yang baca karena cerita sex ini hanya pancingan buat judul cerita dewasa yang lainnya bisa ke angkat di halaman 1 semoga saja Ayu adalah adik dari kakaknya, kakak dari adiknya dan anak dari ibu bapaknya, sekaligus anak baru di sekolah ini. Ayu memiliki paras muka yang sangat cantik, periang, ramah, baik hati dan murah senyum di mata gue. Kadang-kadang ayu juga senyum-senyum di kelas kalo lagi sendirian, hal ini membuat hati gue meresa terketuk untuk menjadi seorang pahlawan yang selalu siap menemani ayu di kelas ini. Dan gak jarang gue merasakan ada keanehan yang terjadi dengan tingkah laku ayu. Apakah ayu senyum karena mikirin gue? apakah ayu jatuh cinta sama gue?, secara gue adalah pria yang tampan di kelas itu. “Oke GR gue kumat”.
Gue adalah anak dari bapak dan mak gue, sekaligus seorang cowok yang baik hati, suka menolong dan rajin menabung. Oke, ini gak penting banget untuk di bahas. Lanjut cerita.. mungkin gue telah menjadi temen pertama bagi ayu di sekolah ini, yah.. gue telah berhasil menjadi orang yang pertama mengenal ayu di sekolah ini. *Dan menjadi orang ganteng pertama di mata ayu. 
WAKTU ITU ….Ayu tampak kebingungan di lapangan basket, tepatnya di depan kelas gue dan ayu, gue berpikir sepertinya ayu tersesat di lapangan basket saat itu dan sudah pastinya ayu membutuhkan pertolongan dari seorang superMEN untuk menolongnya. Dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa superMEN itu adalah gue. dari kejadian yang gak banget inilah kedekatan gue dan ayu bermulai dengan begitu indahnya. (ada ya, orang sesat di lapangan basket? ada juga di hutan Dan)
Gue emang mempunyai bakat untuk menjadi tim SAR karena gue suka menolong orang lain. gue juga bisa menjadi tim SAR untuk menolong cewek-cewek baru di sekolah ini, terutama cewek yang baru pindah sekolah, yang baru putus dari cowoknya, atau baru gila. Gue gak bisa bohongi segala rasa yang ada di dalam hati gue, gue adalah superMEN pertama yang menjadi korban jatuh cinta pada pandangan pertama. Oh tuhan.. inikah yang dinamakan dengan cinta pada pandangan pertama? Oh BATMAN, jebakan apa yang telah kau perbuat?
Begitu hati gue berasa cenat-cenut tiap ada ayu, kenapa peluhku menetes setiap ada ayu, kenapa gue salah tingkah saat ada ayu. .. ah, kenapa superMEN nyanyiin lagunya smash ya *Jedotin kepala di tembok.
Saat itu kita lagi berduaan di kantin sudut sekolah, tepatnya deket toilet. kita berdua ngobrol panjang lebar, dan luas banget, kira-kira seluas perasaan gue terhadap ayu saat itu. Ayu juga banyak cerita ke gue kenapa dia harus pindah dari sekolah lamanya dan bisa bertemu makhluk asing yang ganteng seperti gue di sekolahnya yang baru ini.
*gue yakin mata ayu katarak, dia bilang gue makhluk ganteng? lala..laaaalaa


Setelah diselidiki tim Densus 89, ternyata mata ayu baik-baik saja, haja saja ayu masih trauma dengan kejadian di sekolah lamanya. Di sekolah ayu yang lamanya, ayu pernah bermasalah dengan wali kelasnya. Ibu Lily, ibu lily adalah gue muda yang berbakat di sekolah itu, ah dengan ibu lily inilah ayu bermasalah. ayu pernah mencolok mata wali kelasnya tersebut “ibu lily” menggunakan pena tinta secara tidak sengaja, karena saat itu ayu sedang emosi berat sama ibu lily, karena ibu lily ketahuan jalan sama gebetan ayu waktu itu dan parahnya lagi ibu lily dan gebetan ayu tersebut udah jadian seminggu yang lalu. *pikirkan sendiri, apa yang akan terjadi setelah itu…
Rasa terharu gue mulai muncul di sela-sela ayu bercerita panjang lebarnya tentang masa lalu ayu yang suram, dan gue selalu siap menjadi pahlawan kesiangan bagi orang-orang cantik yang bernasib sama seperti ayu. Gue merelakan sejenak ayu berbaring di pundak gue, dan gak lupa gue menyubangkan tangan gue untuk menghapus air matanya yang terus menetes. Entah apa yang ada di otak gue saat itu, gue juga menempelkan wajah gue di atas wajah ayu, mata ayu mulai terpejam, dan bibir kami berdua juga mulai menempel dengan sendirinya *pikirkan sendiri, apa yang akan terjadi setelah itu.. (gue kasih bocoran ya, setelah itu gue mendadak serangan jantung dan pingsan di pelukannya ayu -__-”…)
Keesokan harinya gue bertemu lagi dengan ayu di kantin, hari ini ayu terlihat lebih cantik dari hari-hari biasanya.. Oh tuhan,….gue mengucek-ngucekkan mata gue dengan menggunakan saos secukupnya di kantin itu. gue merasa semakin jatuh hati kepada ayu, ayu memang telah membuat mata gue segar kembali, walaupun telah menghabiskan 1 botol saos tadinya. 
Gue suka banget menatap mata ayu, entah kenapa kedua bola mata itu selalu membuat jantung gue terasa berdetak lebih kencang, darah gue seakan mengalir lebih deras, dan seluruh tubuh gue kejang-kejang. Gue juga gak tau apa yang terjadi di kantin itu, sebenarnya gue jatuh cinta atau lagi terserang virus H1N1 sih?. Mata ayu juga mampu membuat gue betah berlama-lama menatapnya, ingin pula rasanya gue mengulang kejadian beberapa hari yang lalu saat kita berdua di kantin ini.
Setelah gue perhatikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata ayu ini juga mempunyai senyum yang lumanyan manis di mata gue. Udah gak aneh kalo senyum ayu yang manis itu mengundang para cowok di sekitarnya merasa terbang melayang-layang di udara dan jatuh lagi ke lantai dengan posisi kepala mendarat lebih awal. Gue tau bahwa virus-virus cinta juga telah menyebar di mata temen-temen gue yang lainnya dalam kelas ini, temen-temen gue juga mulai banyak yang suka dengan ayu dan ini pertanda buruk bagi gue. (Lagi) Lagi-lagi darah gue terasa mengalir sangat cepat dari ujung kepala, membelok di lengan kiri dan mengalir deras menuju selangkangan dan alhamdulillah berakhir di toilet. *yah saat itu diare gue kumat lagi.
Gak terasa sudah 5 bulan gue deket dengan ayu, pergi sekolah bareng, pulangnya pun kita selalu barengan, tapi gue masih belom bisa mengungkapkan semua perasaan yang gue pendam selama ini pada ayu. karena gue tau ayu masih belum bisa melupakan mantan gebetannya tersebut.
Kita bagaikan pinang dibelah dua, kita mempunyai kesukaan yang sama dan hobi yang sama loh, diantaranya :
1. Ayu suka banget dengan nasi goreng, iya gue juga suka.
2. Ayu rajin bikin PR dirumah, iya gue juga rajin bikin PR tapi di rumah ayu.
3. Ayu hobinya membaca novel, iya lagi-lagi gue juga suka baca novel
4. Ayu suka dengan cowok ganteng dan romantis , Iya.. gue juga suka. *Eh,..berarti gue homo dong? Gak-gak yang terakhir cancel aja..
Read More..

Diposkan oleh Naruto
Label: Cerita Dewasa


Cerita Dewasa Aku Jadi Taruhan Oleh Suamiku
19:56 
Write comment

Cerita Dewasa Aku Jadi Taruhan Oleh Suamiku - Rita (34) nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Aryo, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Aryo tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki- laki lain. Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkawinan kami mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal. Mas Aryo berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik- baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Aryo pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam. Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya menjawab "Aku mencari penghasilan tambahan Rit", jawabnya singkat. 

Mas Aryo makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum- minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami. Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Aryo berusaha menghindari. "Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu", katanya. Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu.


Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka. Suatu sore saat Mas Aryo belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang- utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Aryo berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja. Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, "Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak." Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku. "Aryo tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja" ucap Bondan. Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Aryo berutang uang kepadanya. 


Semoga cerita dewasa yang singkat ini dapat memberikan anda sedikit kepuasan
Read More..

Diposkan oleh Naruto
Label: Cerita Dewasa


Cerita Dewasa Kepuasan Dalam Perselingkuhan
21:05 
Write comment

Cerita dewasa ga kan pernah ada habisnya karena emang banyak yang suka jadi pasti ramai terus untuk membaca koleksi cerita dewasa buat kamu semua yang suka dengan cerita dewasa silahkan di baca aja ya :


Awalnya aku hanya iseng mengobrol mengisi waktu luang di waktu jam istirahat, Namun lama-kelamaan Dewi salah satu staffku yang agak manis malah penasaran dan bertanya lebih jauh tentang orgasme. Ya sebuah misteri yang kelihatannya mudah namun susah diungkapkan.


Memang banyak sekali wanita yang belum sadar akan arti pentingnya sebuah orgasme, bahkan menurut penelitian hanya 30% wanita yang dapat meraih orgasme, banyak hal-hal yang mempengaruhi wanita dalam meraih orgasme, baik dari faktor si wanitanya ataupun dari faktor prianya atau bahkan dari suasana, perasaan, dll. Termasuk Dewi salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yang dia tahu hanya rasa enak saat penis suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat penis suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.


Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Dewi pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana, yang jelas saat berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama penis suaminya masuk sama sekali tidak ada rasa sakit, yang ada hanya enak saja namun tidak bertepi, rasanya menggantung tidak ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke dalam kewanitaannya.


"Kira-kira berapa lama penis suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?" tanyaku.




"Mungkin sekitar 10 menit" jawabnya pasti.




"Gaya apa yang dipakai suami kamu?"




"Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala"




Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.




"Kira-kira berapa besar penis suami kamu?"




"Berapa ya?, saya tidak tahu Pak!" jawabnya bingung.




Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tidak kekurangan akal.




"Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tidak?"




Dewi diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.




"Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!"




Aku tak dapat menahan senyumku.




"Maksud kamu, 'helm'nya masih nongol?"




"Ya!" Dewipun tersenyum juga.


Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yang sedang mengepal, yang berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.




"Aku perkirakan penis suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, Wi!"




"Bagaimana dengan kekerasannya?" tanyaku lagi.




"Keras sekali, Pak, seperti batu!"


Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepertinya tidak ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Dewi tidak bisa meraih orgasmenya?


"Kok diam Pak?"




"Aku lagi mikir penyebabnya."




"Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar" terangnya.




Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Dewi sendiri membantahnya.




"Tapi, tidak mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari sepuluh menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan."




Aku sedikit mengerti maksudnya,




"Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?" tanyaku.




"Ya, betul, kenapa ya Pak?"




Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam vaginanya yang belum tersentuh secara maksimal, Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.




"Ya udah Wi, nanti kita terusin via SMS, oke?"




"Oke deh!" sahutnya riang sambil meninggalkan aku.


Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yang Dewi hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Dewi punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan bulu-bulu halus, Namun Dewi akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yang jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini.


Aku kirim SMS kepadanya, "Wi, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tidak nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?"




5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Dewi, aku baca isinya.




"Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya"




Aku tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,




"Wi, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tidak enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga"


Singkat kata Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yang nyaman di daerah Jakarta timur, Suasana rumah makan yang agak temaram menambah rileks obrolan kami, Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yang tadi siang, Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area vaginanya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Dewi meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Dewi mengangguk mengerti.


"Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?"




Tiba-tiba saja Dewi bertanya seperti itu. Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Dewi kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yang aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.




"Wi, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau vagina kamu tidak wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yang menurut kamu negatif, itu faktor yang sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat Wi, kalau tubuh kamu tidak bagus kan tidak mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!"




"Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?"




"Tapi, saya tidak nyaman dengan perut saya yang tidak ramping"




"Wi, yang lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kamu tidak terlalu gendut, Biasa saja!" jawabku tegas.




"Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tidak percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yang kamu bilang tidak berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!"




Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Dewi bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan. Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Dewi sampai tempat dia biasa menunggu angkot.


Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Dewi, bunyinya singkat, "Belum berhasil, Pak!".




Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Dewi mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.




Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.




"Memang kenapa?"




Tak lama Dewi pun membalasnya.




"Tidak tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak."


Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku tidak mungkin menampiknya, Sorenya kami janjian di tempat yang kemaren, dan ungkapan Dewi yang jujur sangat mengagetkanku.




"Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak"




Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Dewi kembali melanjutkan pembicaraannya.




"Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?"




Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Dewi terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yang berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tidak mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.




Namun hal ini tidak aku ungkapkan kepadanya.


Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Dewi meraih tanganku,




"Pak." Hanya itu yang keluar dari mulutnya




Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,




"Wi, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?" suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.




"Terserah Bapak deh" jawabnya manja sambil mencubit tanganku.


Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati semuanya,


Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Dewi yang padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah, Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yang semakin menggebu, Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Dewi, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yang indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yang putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yang begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yang padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,




"Tubuh kamu bagus sekali, Wi!" Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.


Sementara Jilatanku sudah sampai pada vaginanya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung vaginanya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Dewi mengerang dalam nikmat, Sementara Dewi pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme.


Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Dewi sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya, Perlahan, centi demi centi, senjataku memenuhi rongga vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman vaginanya yang begitu kuat terasa mengurut senjataku, Dewi terus menggoyangkan pantatnya yang bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Dewi berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya,




Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.




"Terima kasih, Pak" ia mencium keningku.




"Saya masih mau lagi" ucapnya serak.


Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Dewi begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Dewi bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku, Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.


"Wi, aku mau keluar, di dalam atau di luar?" sambil aku mempercepat kocokanku.




"Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!" erangnya.




Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Dewi yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang vagina Dewi.




Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali.


Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Dewi kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tidak bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Dewi.


Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Dewi dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Dewi yang tidak bisa aku lupakan, Vaginanya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Dewi sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan..


TAMAT


Gimana enak ga eh asyik ga cerita dewasa nya kalau masih kurang ya liat di kategori aja ya cerita dewasanya semoga menyenangkan..... kembali lagi ke sini semua ada disini....
Read More..

Diposkan oleh Naruto
Label: Cerita Dewasa


Cerita Dewasa Melepas Kangen
19:19 
Write comment

Cerita dewasa buat kamu yang suka dengan cerita dewasa silahkan baca disini aja ada semua di kategori cerita dewasa, ada juga cerita sex dan juga cerita panass lengkap deh semua buat mu silahkan dibaca semua aj boleh sok atuh tarik mang....


Jam menunjukkan pukul 6.45 malam. Masih ada waktu 1/2 jam sebelum Edwin datang. Kami belum pernah bertemu muka. Kami hanya bertemu online selama ini di ruang chat. Alasannya, ya karena aku tidak tinggal di kota yg sama dengannya. Bakalan mahal jika ingin sering bertemu. Keinginan bertemu bukan hanya karena ingin saling kenal lebih dekat tapi juga karena semakin memanasnya pembicaraan kami.


Bisa ditebak.. pembicaraan kami sudah melewati masa-masa bla bla bla.. dan berakhir dengan cyber sex. Bukan hanya sekedar chat sex tapi juga sex yg memuaskan, yah walaupun hanya di chat. Akhirnya setelah sekian lama, akulah yg memberanikan diri datang ke kota nya. Sekalian jalan-jalan. Dan malam ini, Edwin berjanji akan mengajakku makan malam bersama.


"Ting tong.. ting tong.. ting tong..", tepat pukul 7 malam suara bel kamar hotelku berbunyi 3 kali. Aku segera menghampiri pintu dan saat kubuka.., Edwin kulihat berdiri di depanku. Tampak gagah dan maskulin. Ternyata tidak jauh berbeda dari foto yg di kirimkannya ke emailku.


Sebaliknya, kulihat Edwin tertegun dengan apa yang kupakai malam ini. Aku mengenakan gaun tipis krem sepaha dengan tali kecil di pundak. Matanya masih tertegun melihat bercak 2 bulatan BH 34B di dadaku dan g-string yg tembus pandang tersorot lampu di gang.


"Silakan masuk.." kataku sambil menarik tangannya dengan manja. Hanya saja Edwin sepertinya tidak sabar dengan kedatanganku yg sudah ditunggu-tunggunya. Tanganku ditariknya lembut, badanku dipeluknya dengan hangat. Hingga wajahku tepat berada di depan wajahnya. "Aku kangen banget sama kamu, sayang" ucapnya sambil berniat menciumku. Aku berusaha menjauh, tapi tak kulepas dekapannya. Kututup bibirnya dengan telunjukku. "Eiitt.. sabar dong, win. Masak mau serobot aja sih. " aku mengerling nakal padanya. Dan kuajak ke sofa di kamarku. Kubiarkan dia duduk di sana dan bukan di tempat tidur yg terbentang di depan kami.


"Mau minum apa? Aku hanya punya bir dan coca cola kaleng," ucapku seraya melangkah ke kulkas. "Bir saja, enak minum bir dengan wanita cantik seperti kamu," Edwin mulai sadar rupanya.. hingga bisa berbicara lebih banyak. Aku tersenyum mendengar ucapannya. Aku ambil bir buatnya dan coca cola buat aku sendiri. Aku duduk di sebelah kanannya. Saat kuteguk minumanku, kaki kananku kusilakan di atas kaki kiriku. Karena bajuku tidak seberapa panjang, terbuka deh pahaku. Walaupun Edwin juga sedang menegak minumannya, matanya tidak henti-hentinya melihat pahaku yg putih mulus.
"Kamu cantik sekali, Sarah," tangannya mulai berkelana. Kali ini mengusap-usap pahaku. Dan menggeser badannya. "Kamu juga ganteng," bisikku manja di telinganya. Semakin tidak sabaran dia. Nafasnya kudengar sudah tidak teratur. Kaleng birnya dan kaleng coca colaku ditaruhnya di atas meja kecil sebelahnya.


"Aku kangenn banget sama kamu. Aku ingin 'telen' kamu.. Sar" gitu istilah Edwin jika ingin mulai main. Kecupan kecil mendarat di bibirku. Aku balas dengan lembut. Kulihat matanya penuh dengan rasa kangen. Kecupannya berubah menjadi ciuman yang lebih bernafsu. Lidahnya bermain-main dengan penuh nafsu di mulutku diikuti dengan nafasnya yang tak tertahankan. Begitu lincahnya membuat aku pun mulai terangsang, kubalas juga dengan permainan lidahku di mulutnya. Kehangantan meliputi kami berdua. Duduk kami semakin mendekat. Tangan kanannya memelukku dg lembutnya. Tangan kirinya sudah mulai berjalan lebih jauh di pahaku. "hmm.. hmm.." desahku seirama permainan lidah kami. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya. "Aku kangen kamu juga, win" di sela-sela permainan lidah kami.


Hingga akhirnya Edwin tak tahan, dan dengan perlahan namun pasti Edwin membuka gaunku tanpa mengurangi kehangatan kami. Sekarang tinggal bra tanpa tali dan g-string putihku. Kulihat matanya terpukau dengan pemandangan di depannya. "Bikin kamu tambah kepingin, ya win," kerlingku nakal. "Iya, sayang.." jawabnya sambil tangannya mulai menjelajahi lipatan gunungku. Dielusnya, dipandangnya, dielusnya lagi dan dikecupnya bra ku. Ahh.. lembutnya. "Kita ga jadi makan malam, win?" tanyaku mangingatkan. "Ga laper aku, aku lebih laper kamu.." senyumnya.


Sambil perlahan berdiri, aku tarik tangannya. Dengan isyarat mataku, Edwin tahu aku minta dia berpindah ke tempat tidur. Kudorong dia, mengisyaratkan supaya dia berbaring di tempat tidur. Kubiarkan dia bertanya-tanya dalam hati. Dengan pakaian yang lengkap kubiarkan dia berbaring. Aku naik juga ke tempat tidur, dengan hanya mengenakan bra dan g-string. Aku naik ke atasnya. Kucium lembut bibirnya. Perlahan aku buka kancing kemejanya. Dibantunya aku dengan sedikit mengangkat badannya, hingga aku bisa melepaskan kemejanya dengan mudah. Di hadapanku sekarang terbentang dada bidangnya. Kucium perlahan dadanya. Kujilat-jilat putingnya, yang kiri .. yang kanan. Aku tak tahu apa yg dirasakannya. Yang kutahu tangannya mengelus-elus lembut rambutku. "Sarah.. enak sayang.." lidahku meneruskan perjalanannya. Sedikit ke bawah, jilatanku semakin membuatnya semakin gemas mengusap-usap rambutku. Perutnya pun tak lepas dari jilatanku. "Kamu pintar ya.." bisiknya tertahan.


Hingga ke bawah perut. Masih ada celana panjang yg menutup gerakan-gerakan tak karuan dibaliknya. Ada onggokan yg ingin segera terlepaskan. Aku lirik Edwin, dan matanya memintaku untuk membebaskan. Aku menggeleng nakal.. "Ngga, ah.. sabar dong.." aku lanjutkan lagi kecupanku. Aku kecup tonjolan itu. Cup..cup..cup.. Aku tersenyum lebar, sewaktu kulihat matanya memohon dengan sangat.
"Tunggu ya.. aku pingin kecup dari luar dulu." Aku kecup lagi. Aku masukan tonjolan itu di mulutku. "Sarah nakal ya.. buka dong, sayang. Aku ngga tahan, nih" Akhirnya kubuka ikat pinggangnya. Dan resletingnya. Kulirik lagi, matanya sudah semakin memohon. Akhirnya kubuka celana panjangnya. Terpikir lagi keinginan untuk mengganggunya. Kubiarkan CD nya. Kukecup lagi tonjolannya yang sudah semakin besar itu. Ahh.. kalo mau jujur, aku juga sudah tidak tahan melihatnya. Ingin kutelan rasanya. Tapi aku ingin mengganggunya juga.. hehe.. Aku masukan tonjolan itu ke mulutku. Kukulum perlahan. Ahh.. gerakannya semakin tak karuan. "Sarah.. buka sayang, bukaa.."


Aku buka juga akhirnya. WOW.. besaarr sekalii.. aku tak percaya mataku. Dengan tak sabar kupegang batang besar itu. Aku usap-usap. "Suka sayang?" tanya Edwin. "Suka banget. Punyamu besar banget, win" Aku jilat-jilat pinggirannya. Dari atas ke bawah, Aku balik lagi dari bawah ke atas. Sesekali kurasakan gerakannya yg semakin tak henti. "Enakk sayangg.. teruuss.." pintanya. Kujilat belahannya. Lidahku bermain-main di sana. Membuat gerakan nakal. Semakin cepat, seirama kocokan tanganku yang juga semakin cepat. Aku masukan kepalanya ke mulutku. Aku sedot seperti makan es krim. Sesekali lidahku bermain di belahannya.
"Aghh.. enakk.." Aku semakin menjadi-jadi mendengar erangannya. Kubuka bra ku. Biar gerakanku semakin lepas. Kusentuh buah dadaku dengan penisnya. Kuputar-putar penisnya mengelilingi dadaku. Melingkari bongkahanku dan putingku. Yg kiri.. yg kanan.. ahh.. enaknya. Kumasukan lagi ke mulutku, kali ini lebih dalam. Hampir menyentuh ujung mulutku. Aghh.. sedapnya.


Aku sedoott lebih lama. "srrpp.. srpp.." Aku mainkan juga lidahku di dalam sana. Kuempot sampe terdengar suaraku sendiri. "Aghh.. enak sayang. Enak banget. Kamu pinterr.. terus sayang.." erangnya. Kulepas lagi.. kali ini tanganku yg bermain. Kukocok perlahan, perlahan dan akhirnya lebih cepat. Matanya terpejam menahan gejolak yg ada. Kutahu.. pasti dia tidak mau keluar sekarang. Hehe.. dasar cowok. Aku mau kerjain lagi ahh..


Kulepas batangnya. Edwin terkaget-kaget. "Kok udahan, sayang. Aku belum puas nih.." aku hanya tersernyum. Aku kecup bibirnya dan memintanya untuk berlutut di ujung tempat tidur. Gantian aku yang merebahkan tubuhku di hadapannya.
"Mainkan penismu, win.. kocok-kocok sendiri ya. Aku suka liat cowok mengocok penisnya. " Dia mengerti maksudku. Aku memang suka bangeett. Hadiahnya, aku juga mau beronani di hadapannya. Aku pejamkan mataku.. tanganku bergerilya di tubuhku. Tangan kiri dan kananku bermain di dadaku. Ahh.. enaknya sentuhanku sendiri. Aku basahi jari telunjuk tangan kananku dengan memasukkan ke mulutku. Kubuka mataku, ingin kuliat apa yg sedang Edwin perbuat. Ah gantengnya. Dengan penis yang sudah membesar, dikocok-kocoknya terus batangnya. Bikin aku semakin terangsang.
Aku masukan jariku perlahan ke mulutku.. kukulum jariku..kusedot. Kunikmati getaran yg ada. "Ehmm..mhhmm.." sambil mendesah-desah, badanku kugoyangkan. Kubasahi putingku dg jariku. Kulingkari putingku, sambil kulirik Edwin dengan lirikan nakal. "Kamu nakal, yaa.." sahut Edwin sambil mengocok penisnya. Matanya memancarkan kesenangan sekaligus, kelaparannya.. Kubasahi lagi sebelah buah dadaku. Kulingkari lagi.. "Uuughh.. " erangku menahan sensasi.
Kemudian tangan kananku turun ke bawah.. ke perutku.. "Ughhghh.." badanku kuangkat sedikit ke atas. "Terus sayang.." Edwin tak tahan lagi menunggu jalannya tanganku. Kuturunkan lagi. Ke atas g-stringku. Kugosok-gosok perlahan. Sambil mendesah.."mmhhmm..ehmm.." Kuselipkan satu jari ke baliknya. "Aghh..".. kurasakan memekku sudah basah. Semakin mudahnya aku memainkan jariku di sana. "Kasih liat dong sayang.." Edwin memohon supaya aku membuka g-stringku. Aku semakin menjadi-jadi.. "Sabar dong, win.." sambil jariku kumasukan ke memekku.."AGGgghh.." oh nikmatnya.. tangan kiriku semakin gencarnya meremas-remas buah dadaku. Gerakan badanku semakin tak karuan. Bergoyang ke sana kemari.


Akhirnya kubuka g-stringku. Kuturunkan perlahan. Sampai di lututku.."Bukain dong, win.." dengan cepat ditariknya g-stringku. "Ngga tahan ya.." kerlingku lagi. Kubuka pahaku lebar-lebar. Biar Edwin bisa melihat lebih jelas. Kumasukkan jari telunjuk kananku ke memekku. "Aaagghh..nikmat.." maju mundur.. pelan-pelan. Kunikmati sensasi yg ada. Memekku semakin basah. Kutambahkan jariku, kali ini 2 jari. "Aghh.. " kugoyangkan badanku. Ketika jariku keluar, kuarahkan badanku ke jari. Ketika kumasukan kumundurkan badanku. Semakin licinn.. semakin dalamm.. semakin menggila kumasukan jarikuu.. "Oghh..Oghh.."
Tangan kiriku berpindah. Kugunakan jari kiriku memainkan klitorisku. "aghh.. " semakin lama semakin tak terbendung lagi.. kugerak-gerakkan terus jariku. Keluar masuk. Keluar masuk. Semakin cepat. Akhirnya.. "Ahh.." aku tak tahan lagii.. becek deh. Basah. Becek. Aku lemas.. Di ujung sana, Edwin tersenyum puas melihat pemandangan tadi. "Kamu cantik sekali, sayang.. aku suka melihatnya." Edwin mendekatkan wajahnya ke wajahku.


"Masih mau aku?" tanyaku. "Mau dong sayang.." Kami berciuman lagi. Penisnya yg besar, terasa di belahan pahaku. Kadang terasa menyenggol memekku. Ciumannya yg lembut sangat menyentuh. Lidahnya mencari-cari lidahku. Edwin tahu sekali menghidupkan gariahku kembali. Nakal dia, di awal-awal chat kami, dia menyelidiki apa yang aku suka. Kini badan kami yg tanpa benang sehelaipun saling berpelukan dalam kehangatan. "mmhh..hmm." desahku merasakan lembut ciumannya. Ciuman Edwin berpindah ke leherku, dijilatnya leherku, yg semakin membuat aku terangsang.
"Edwinn.."
"Ya sayang.."
Jilatannya semakin turun, ke dadaku.. ke buah dadaku. "Aghh.." kurasakan buah dada kiriku basah oleh jilatannya. Sementara yg kanan diremas-remas olehnya. "Enak, winn.." dijilatnya yg kanan, dan yg kiri diremas-remasnya.
"Winn.. teruss.. turun win.." Mukanya terangkat..
"Sabar dong sayang.." gantian lirikan nakalnya menggangguku.
"Kamu jahatt.. " ujarku sambil mengelus-elus kepalanya.
Jilatannya semakin turun. Perutku kena gilirannya. Diputar-putar lidahnya di pusarku. "Aghh.." semakin turun lagi. Dibukanya pahaku lebih lebar. Jarinya membuka memekku. Kurasakan klitorisku dijilatnya lembut.. "Ughh.. enak winn.." Dikulumnya hangat. Semakin lama semakin cepat. "Winn.. enakk.." bukan lagi klitorisku yg dijilatnya. Semakin ke bawah.. memekku dibukanya dengan kedua jarinya. Supaya lidahnya bisa masuk leluasa.."Oughh.. ennaakk .. winn.." pantatku melonjak-lonjak kenikmatan.
Dimasukkan lagi lidahnya lebih dalam, bikin aku semakin tak kuasa menahan gerakan pinggulku. "Enak winn.. ohh..oh.. enak winn.." Edwin semakin bernafsu mendengar eranganku. Sodokan lidahnya semakin menjadi-jadi. Biarpun badanku tak bisa diam, Edwin tak perduli.. "Edwinn.. enak bangett..teruuss" pantatku sedikit diangkatnya. Sekarang bukan hanya memekku yg dijilat tapi juga lubang anusku. Dijilatinya memutar lubang anusku. Sensasinya berbeda sekali. Jilatannya kembali ke memekku. Dengan posisi memekku agak di atas, dimasukannya memekku ke dalam mulutnya. Aku kaget sekali tapi enakk.. "Edwinn.. kamu apain memekku.." Edwin tak menggubris, semakin dilahapnya memekku. Diisep, dijilat, trus diisep lagi .. disedotnya klitorisku dengan sedotan yg wowww.. aku ga tau lagi apa perasaanku yg ada aku menjeritt.. "Agghh.. Edwinn.." kurasakan cairan hangat keluar dari memekku. Gilaa.. lemes aku.


Tapi Edwin ngga mau menunggu lama lagi. Ditindihnya tubuhku. Dibukanya pahaku. Didekatkannya batangnya ke lubang memekku. Digesek-gesek.. "ouhh.." dimasukkannya perlahan-lahan .. "Aahh.." rintihku. Kupejamkan mataku menikmati. Oughh.. nikmatnya. Sedikit demi sedikit batangnya menembus lebih dalam. "Achh.. enakk..teruss winn.." Edwin menggerak-gerakkan badannya. Didorongnya perlahan.. "AAagghh.. yg cepat win.. yg keras.. " pintaku. Gerakannya berubah cepat. Dorongannya pun semakin keras, hingga badanku ikut terdorong. "Ooohh enakk.. teruuss.." penisnya terasa nikmat.
"Enak sayangg..?" .
"Iya.. teruss winn.."
Aku semakin menggila, kakiku kuangkat dan kulipat mengelilingi pinggangnya. Kujepit lama tatkala Edwin mendorong masuk. "Ohh.." Gerakannya bukan hanya semakin keras tapi juga semakin cepat. Tubuhku juga semakin cepat bergerak mengikuti iramanya. "Aghh.. Sar, memek kamu enakk.." kali ini bukan hanya eranganku, tapi juga erangannya. "Punyamu juga enak, sayangg.."


Tak disangka, Edwin mencabut penisnya dan mengubah posisiku ke doggy style. Sleebb.. penisnya menembus memekku yang basah kuyub. "Oughh.. ennaakk sayangg.." kuputar-putar pantatku mengimbangi permainannya.
"Sarahh.. gila kamuu.."
".. teruuss masukin memekku. Yang keras winn.." Edwin semakin mengganas, erangannya pun tak kalah ganas.."Agghh.. memek kamu Sar..enakk.. enak ngentot sama kamu sayangg..aghh.." kata-katanya sudah tak beraturan. Badannya terus bergerak. Mendorong penisnya yg uenakk banget. Dikecupnya punggungku, diremasnya buah dadaku. Semakin membuatku ke puncak kenikmatan..
"Winn.. aku mau keluaar.."
"Tunggu sayangg.. tahan bentarr.." gerakannya semakin cepat dan semakin liar "Aghh.." erangannya semakin tak karuan. Semakin cepat, semakin liar.. aku semakin tak tahan..
"Winn.. " bersamaan.. jeritanku berpadu dengan jeritan keras Edwin.. "Achh.. aku keluar sayangg.. achh.." kurasakan cairan hangat membasahi memekku berpadu dengan cairanku.
Lemasnya lemasnya..


Tubuh Edwin memeluk erat tubuhku yg menjatuhkan diri ke tempat tidur. Aku balikkan badanku. Kupeluk dia dengan hangat dan senyum yg memuaskan..
"Makasih sayang. Kamu sudah memuaskan aku." Andi mengecup keningku.
"Ternyata kamu seperti yg aku bayangkan. Cantik dan liar di tempat tidur. Aku sayang kamu, Sar". Kamipun berpelukan, lupa akan janji kami malam itu, untuk merayakan pertemuan kami dengan makan malam bersama. Lagipula sudah jam 1 dini hari. Tak kusangka selama itu kami bermain.

Blog, Updated at: 23.10

Kategori

Daftar isi