Ibuku nafsu pertamaku Part I


Namaku tri dan ini adalah kisah pelampiasan nafsu pertamaku. Aku hidup di keluarga yang kurang mampu di desa kecil di jawa tengah. Ibuku seorang ibu rumah tangga dan sering berjualan di pasar sedangkan bapakku seorang buruh bangunan. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang sudah duduk di bangku SMU. Saat ini aku berusia 20 tahun dan ingin sekali berbagi pengalaman kisah pelampiasan nafus seksku pertamaku ketika aku masih tergolong berumur sangat muda dengan ibukandungku sendiri. Sejak dari umur delapan tahun sebelum aku khitan aku sudah sering berpikiran jorok dan nafsu. Ketika aku berumur delapan tahun aku masih tidur bareng dengan ibuku dan ayahku dalam satu ranjang. Ketika malam aku sering banget memeluk tidur memeluk ibuku, dan itu dianggap ibuku wajar saja karena dipikirnya aku masih kecil dan belum baligh. Bila malam telah menjelang dan semua orang tidur terlelap aku sering tidak nyenyak tidur dan terbangun karena nafsu yang bergejolak diotakku dikarenakan aku sering bersenggolan dengan pantat ibuku yang bahenol. Aku tidur menggunakan celana kolor pendek dan ibuku sering memakai rok longgat biasa sehingga jika ia sudah terlelap roknya sering tersingkap. Jika rok ibuku sudah tersingkap maka celana dalam ibuku terlihat jelas ketat membalut pantat besarnya.
Pantat ibuku benar-benar putih bersih mulus dan bahenol. Ibuku berumur kira-kira empat puluh lima tahun, tubuhnya sedang dan sedikit chubby tapi tidak gemuk dengan rambut lurus sebahu. Jika sudah bersenggolan dengan paha dan celana dalam tipis ibuku, pikiranku buyar dan nafsu tidur menghilang digantikan pikiran jorok yang menyelimuti otakku. Bapakku biasanya sudah tidur duluan dan pulas banget serta susah banget dibangunin karena kecapaian kerja seharian buruh bangunan. Aku memastikan semuanya sudah aman dan bersiap-siap dengan trikku memepet pantat ibuku dengan berpura-pura kedinginan memeluknya. Kalau sudah berhasil memeluk aku banyak bergerak karena itu untuk memastikan kalau ibuku sudah benar-benar pulas atau belum. Jika ibuku diam dan tidak ada respon sedikitpun berarti dia sudah pulas tertidur. Kalau sudah begitu, sedikit demi sedikit dan pelan-pelan sekali aku menarik roknya terus ke atas sampai perut sehingga ibuku benar-benar terlihat seperti hanya memakai celana dalam tipis saja. Meski ketika saat itu aku masih berumur delapan tahun tapi burungku juga sudah lumayan besar biar badanku masih kecil dan lebih kecil dari ibuku.
Kalau sudah berhasil menaikkan rok longgar ibuku itu aku melepas celanaku dibalik selimut dan hanya memakai kaos saja. Burungku sudah tegak berdiri sampai mau kelihatan ujung helmnya berontak keluar dari penisku yang belum disunat. Aku tidak berani menurunkan celana dalam ibuku namun meski demikian cukup dengan itu saja aku sudah puas. Tak sabar aku ingin menggesekkan burungku ke pantat ibuku. Jika penisku sudah berhasil kutempelkan ke pantat ibuku aku memeluknya tubuhnya dari belakang dan mengelus-elus bagian paha dan pantatnya. Kelembuatn kulitnya dan kekenyalan pantatnya membuat burungku pengen cepat-cepat ejakulasi. Aku semakin memeluk ibuku dengan erat, memepet pantatnya dengan kuat dan penis mudaku mengarah ke belahan pantat besar yang dibalik celana dalam lembut itu. Tidak berapa lama kemudian aku ejakulasi dan merasakan nikmat yang luar biasa indahnya seperti terbang melayang ke surga. Jika sudah puas aku berbalik sedikit menjauh dari ibuku dan segera tidur pulas.
Ibuku biasanya bangun paling awal untuk menyiapkan sarapan sekeluarga dan bersih-bersih rumah. Biasanya setelah tidur tempat pertama yang ditujuku adalah WC. Aku terkadang membuat rencana untuk bangun pagi juga untuk membuntuti ibuku ke WC. Aku pengin sekali melihat vagina ibuku serta pantatnya yang bahenol tanpa ditutupi celana dalam. Saat pertama kucoba jantungku benar-benar berdebar kencang. Wc keluarga kami tidaklah begitu bagus karena sebagian ditutupi anyaman bambu dan pintunyapun hanya dari anyaman bambu. Di pagi buta yang masih gelap aku mengendap-endap di belakang ibuku dan setelah ibuku menutup pintu WC aku mencari celah-celah pintu agar bisa melihatnya saat kencing. Klosetnya menghadap ke pintu sehingga memudahkanku melihat pukinya dengan jelas. Ia berdiri membelakangi pintu dan melepas celana dalamnya. Ia menaikkan roknya dan menurunkan cawatnya sehingga di depan mataku aku melihat pantat besar mulus ibuku tanap ditutupi sehelai benangpun. Pemandangan itu benar-benar menambah jantungku semakin berdebar. Ketika ia berbalik dan jongkok diatas kloset, untuk pertama kalinya aku melihat vagina ibuku. Vaginanya ditutupi bulu-bulu hitam yang membuatku semakin bernafsu. Aku melihat lubang puki itu deras mengeluarkan air kencing. Saat ia mengguyur kloset, aku tahu kalau ia akan bergegas keluar WC, maka dari itu aku lekas masuk ke rumah agar tidak ketahuan ibuku. Aku langsung balik ke tempat tidur agar semuanya tampak normal.
Setelah matahari terbit semua anggota keluarga sudah siap dengan aktivitasnya masing-masing. Setelah sarapan kami pergi beraktivitas masing-masing dan rumah kosong. Kakakku dan aku pergi ke sekolah sedang ibuku pergi ke ladang dan ayahku bekerja buruh bangunan ke kota. Aku memang tidak tertarik sama sekali dengan perempuan muda, aku lebih tertarik melihat wanita-wanita yang sudah berkeluarga. Ketika aku masih SD aku sering sekali mengintip guru-guru wanitaku yang cantik ketika mereka di toilet. Aku memiliki seorang guru bernama bu Sri. Wajahnya begitu cantik dan badannya bahenol. Aku sering tidak konsen jika diajar olehnya karena selalu membayangkan mesum dengannya. Aku tidak berani berbuat kurang ajar kepada dirinya karena aku masih kecil dan rasa takut kepada guru itu masih kental sekali. Aku hanya bisa mengintipnya kalau ia sedang di toilet atau berpura-pura menjatuhkan pensil agar bisa mengintip celana dalamnya dari bawah meja.
Jika sehabis mata pelajaran ibu Sri pasti aku pulang sekolah dengan kondisi yang bernafsu sekali. Karena aku masih SD aku pulang paling awal diantara keluargaku dan selalu mendapati rumah dalam keadaan kosong. Kalau sudah sampai rumah aku hanya berharap ibu cepat pulang dari berjualan di pasar agar aku bisa pura-pura mencuri-curi kesempatan menempelkan burungku ini ke pantatnya. Ayahku selalu pulang paling sore dan kakakku biasanya pulang malam karena mampir main-main. Sambil menunggu ibu pulang aku pasti menuju ke toilet mencari celana dalam kotor ibuku di tumpukan cucian kotor. Aku suka sekali mencium-cium cawat kotor ibuku dan berpikiran menyetubuhi dirinya. Kalau ibuku sudah pulang aku berbunga-bunga sekali karena aku tidak sabar untuk menawarkan diri untuk memijat dirinya. Ibu sangat gembira kalau aku ingin memijitnya. Aku selalu meminta ibuku tengkurup karena aku ingin memijat punggungku agar bisa duduk diatas pantatnya. Setelah cukup lama memijat ibuku aku sedikit merasa capek dan merebah kesamping ibuku sambil pura-pura memeluk tubuhnya. Padahal aku menikmati sekali setiap kenyal tubuhnya. Kalu sudah dipijit ibuku biasanya tidur dalam posisinya yang masih tengkurup. Dalam posisiku yang masih sedikit memeluk ibuku itu aku berusaha memastikan kalau ibuku sudah pulas. Kalau sudah pulas, kutarik pelan-pelan rok longgar ibuku sampai celana dalamnya terlihat jelas. Sesudahnya aku menaiki tubuh ibuku dan kontolku tepat diatas gundukan pantatnya yang halus meski masih bercawat. Ibuku tidak merasa terganggu tidur karena tubuhku masih ringan seukuran anak SD. Aku tidak berani melepas celana dalamku dan hanya berani mengeluarkan burungku saja melalui resleting celana merah SDku yang masih kupakai. Lagi-lagi tak berapa lama aku mendapat kepuasan yang luar biasa dari pantat besar ibuku. Itulah surgaku ketika aku masih kecil dan aku melakukannya dengan trik-trik jituku. Ketika aku sudah menginjak dewasa aku kemudian dikhitan dan itu membawaku ke dalam level seksku yang lebih tinggi layaknya pria-pria dewasa. Namun masih saja aku tidak begitu tertarik dengan perempuan-perempuan lain selain ibuku. Ibukulah yang paling membuatku bernafsu karena dialah yang yang pertama kali membuatku bernafsu dan dari dialah untuk pertama kali aku dikenalkan dengan nikmat luar biasa yang membuatku selalu ketagihan ini. Cerita seksku denga ibuku ini terus berlanjut dan mengarah ke level seksku yang semakin menjadi dan berhasrat sekali untuk bisa bersetubuh dengan ibuku serta memasukkan penisku yang semakin gagah ini ke dalam lubang vaginanya, layaknya hubungan suami istri. Sejak saat pikiran itulah yang selalu mengganggu otakku dan aku pasti akan melakukannya entah dengan bagaimanapun caranya. Sampai pada akhirnya aku bisa menyetubuhi dirinya layaknya suami istri. Aku akan menceritakan cerita ini di bagian selanjutnya….

Blog, Updated at: 11.35

Kategori

Daftar isi